Cara menikmati Hidup ( mengontrol Diri )

Foto oleh Yan Krukov dari Pexels












Cara Menikmati Hidup

Salah satu hal yang sering membuat kita tidak bahagia adalah menghitung nikmat yang dimiliki orang lain, sambil menghitung derita kita sendiri. Kita menempatkan orang lain di puncak gunung kebahagiaan, sementara diri kita sendiri kita tempatkan di dasar jurang penderitaan. Jarak keduanya membuat kita merasa lebih menderita berkali-kali lipat.


Sebenarnya mungkin orang itu tidak lebih baik dari kita situasinya. Kita hanya melihat yang nikmat saja dari dia, tidak tahu atau tidak mau tahu derita dia. Kita melihat dia bukan untuk evaluasi atau belajar, sekedar untuk mencari bahan untuk meratap.

Berhentilah menghitung nikmat pada orang lain, mulailah menghitung nikmat yang kita sudah dapat, dan nikmatilah. Ketahuilah, begitu kau mulai menghitung, kau akan kesulitan menemukan angka terakhirnya.

Mari kita mulai dengan menghitung nikmat, mulai dari oksigen yang kita nikmati secara gratis ini.














Seperti Apa Mengontrol Diri (kesadaran)

Sebagian besar aktivitas tubuh manusia tidak dikendalikan oleh kesadaran. Bahkan hal-hal yang kita kira kita kendalikan, sebenarnya tidak. Misalnya, kita berjalan. Kesadaran hanya berfungsi saat kita berniat mau berjalan. Gerakan kaki kita bergerak otomatis. Kita baru sadar bahwa kaki kita tak terkendali saat kepentok. 

Saat berbicara, kita tak mengatur dengan sadar bagaimana bunyi dikeluarkan dari mulut kita. Suara yang kita hasilkan, membentuk kata-kata, adalah produk kebiasaan. Demikian pula saat kita mengunyah makanan. Gerakan mulut kita dihasilkan dari kebiasaan. 

Sebagian besar aktivitas kita digerakkan secara "autopilot". 

Tapi jangan anggap itu sebagai kekurangan. Dengan cara itulah tubuh kita menghemat energi. Kerja otak dengan cara itu membuat otak jadi sangat efisien. Kesadaran hanya dipakai untuk hal-hal yang memang sangat perlu, seperti saat kita menganalisis fakta-fakta untuk membuat keputusan. 

Sayangnya, justru banyak manusia yang tidak mau memakai kesadaran saat harus memutuskan hal-hal penting. Mereka memilih untuk mengikuti panduan tidaksadaran yang dibentuk menjadi kebiasaan melalui indoktrinasi lingkungan, saat mereka masih kecil. Manusia semacam itu ciri khasnya adalah: Knowing the truht, seeingthe truth, but still believing in the same lies.

Hidup itu penuh dengan pilihan-pilihan. Kalau kau merasa tak punya pilihan, kau salah. Kau sebenarnya punya pilihan, tapi pilihan lain kau abaikan, karena kau tak suka konsekuensinya. Yang kau pilih dengan menipu diri dengan pernyataan "tak punya pilihan" itu sebenarnya pilihan terbaikmu. Berhentilah mengeluh, hiduplah dengan pilihanmu. Teruslah berjuang sampai kau punya pilihan yang lebih baik.




Post a Comment

0 Comments