Di beberapa literatur dan cerita turun-temurun, durasi jamaah haji tahun 1888 mulai dari berangkat sampai pulang kembali ke rumah cukup bervariasi, mulai dari sebulan, empat bulan, enam bulan, hingga total 10 bulan. Luar biasa bukan? Bahkan, di banyak kasus, keluarga sama sekali tidak mengetahui dimana jenazah anggota keluarganya.
Sebab, baik saat perjalanan ataupun pulang, jamaah haji yang meninggal di lautan memang dilarung ke laut, tidak menunggu sampai ke daratan. Itulah mengapa, calon jamaah haji tempo dulu. sebelum berangkat, rata-rata sudah memberikan wasiat ke keluarga seolah mereka tak akan pernah kembali pulang.
Selain lama perjalanan dan jenazah jamaah tahun 1888 dulu yang dilarung ke laut, jalur atau rute kapal dalam menjemput calon jamaah haji di seluruh tanah nusantara (Hindia-Belanda) sebelum menuju Mekkah, dalam hal ini jalur haji nusantara pada tahun 1888, tak kalah menarik untuk dibahas.
Jamaah Haji Tahun 1888 Berangkat menggunakan Kapal Laut, Bukan Menggunakan Pesawat.
Seperti yang umum diketahui, jamaah haji tahun 1888 pemberangkatan atau embarkasinya tidak seperti sekarang -dimana masing-masing embarkasi berangkat menggunakan pesawat yang telah ditentukan- melainkan berangkat menggunakan satu kapal laut. Karena keterbatasan akses transportasi massal untuk mendukung pemberangkatan haji tahun 1888 agar terpusat di satu tempat, jadilah penyelenggara haji saat itu menjemput terlebih dahulu jamaah haji ke embarkasi masing-masing di seluruh Pulau Jawa dan Sumatera.
Dari sebuah foto yang tak diketahui sumbernya, disebutkan pada tahun 1888, bertepatan dengan 1305 hijriah, keberangkatan kapal laut yang mengangkut ibadah haji terjadi pada tanggal 4 April, bertepatan dengan 22 Rajab. Saat itu, perjalanan haji zaman dulu dimulai dari Cilacap (Tjilatjap), Jawa Tengah, berlanjut ke Banyuwangi, Besuki (Bezoeki, saat ini adalah nama sebuah kecamatan di Situbondo, Jawa Timur), Probolinggo, Surabaya, Semarang, dan Pekalongan.
Dari Pekalongan, kapal laut masih harus menjemput jamaah haji lainnya di Pekalongan, Tegal, Cirebon, Indramayu, dan mengakhiri perjalanan mengelilingi Pulau Jawa di Betawi (Jakarta) pada tanggal 24 April. Itu berarti, untuk menjemput jamaah haji saja perjalanannya sudah menghabiskan waktu total 20 hari.
Dari Betawi di utara Pulau Jawa, jalur perjalanan haji nusantara pada tahun 1888 yang saat itu menggunakan kapal laut buatan Italia, Voorwaarts- kemudian berlanjut ke pesisir barat Pulau Sumatera, menjemput jamaah haji di Padang, tiga hari setelah tanggal tiba di Betawi, sebelum akhirnya melakukan perjalanan panjang mengarungi Samudera Hindia-Laut Arab-Laut Merah untuk sampai ke Mekkah, Arab Saudi pada tanggal 18 Mei 1888, bertepatan dengan 7 Ramadan 1305, atau total 44 hari perjalanan.
Di era kini perjalanan haji sudah dimudahkan dengan ada pesawat terbang dan pelayan yang jauh lebih baik dan juga waktu tempuh yang jauh lebih cepat.
Demikian perjalan haji zaman dulu Tahun 1888, apabila ada yang kurang atau salah akan di update, Terimakasih.
1 Comments
Untuk sekarang dimudahkan dengan adanya pesawat komersial
ReplyDelete