Apa Itu Kematian ?

















Manusia Takut Kematian
Di usia yang tidak muda lagi saya menyadari betapa waktu sangat cepat berlalu. Rasanya baru saja saya menjalani masa kecil. Masih sangat segar berbagai kenangan atas peristiwa masa kecil, tahu-tahu saya sudah kepala 3. Saya sadar diumur yang sekarang maka ditahun berikutnya yang akan saya lalui juga akan berlangsung cepat, bagaimana saya lalui sisa hidup ini supaya tidak terasa cepat tapi sebalik terasa lama, inilah yang diinginkan sebenarnya.

Hidup Di Usia Senja
Hidup di usia senja kita akan menemukan kesadaran baru soal hidup. Saya berpikir bahwa hidup adalah proses biologis yang menghasilkan kesadaran. Kematian adalah berakhirnya proses biologis itu. Bersamaan dengan itu hilang pula kesadaran, Hidup sebagai proses metabolisme untuk menghasilkan energi, energi yang menggerakkan sel-sel untuk melakukan aktivitasnya, Sel-sel membentuk jaringan, lalu organ yang tampak dan kita rasakan, organ-organ kita bergerak.
Tanpa kita sadari, kita sebenarnya "mati" setiap saat. Ada 100 milyar sel tubuh kita mati setiap hari. Sel-sel itu digantikan oleh sel-sel baru. Tapi ada bagian-bagian yang selnya tidak diganti oleh sel-sel baru.Ada pula sel-sel yang rusak karena faktor-faktor internal maupun eksternal tubuh.  Fungsi-fungsi jaringan menurun, tidak lagi seperti semula. Organ-organ juga menurun. Kematian adalah saat organ-organ kita berhenti bekerja sebagai sebuah sistem yang terintegrasi. 

Proses Kematian
Jantung berhenti memompa darah otak tak lagi mendapat pasokan oksigen, sel-sel otak mati, otak tak lagi menghasilkan kesadaran, sel-sel kita tak lagi berinteraksi satu sama lain, tak mendapat pasokan kebutuhan lalu masing-masing mati. Perhatikan, setelah kita resmi "mati" sebagian organ kita masih hidup, artinya sel-selnya masih berfungsi secara terintegrasi, di skala organ karena itu berbagai organ itu masih bisa dipakai untuk bagian tubuh orang lain melalui transplantasi.

Pernyataan kata - bahasa kematian adalah berhentinya proses yang menghasilkan kesadaran, kita memahami itu sebagai sebuah proses biologis dunia dari tanah kembali ke tanah dari debu kembali ke debu. 

Pandangan Kematian Yang Kompleks
Dengan cara pandang tentang proses kematian dari tanah kembali ke tanah dari debu kembali ke debu banyak yang takut -khawatir soal kematian, tidak kita menyadari bahwa sel-sel tubuh kita mati setiap hari. Kita bisa menganggapnya "kematian kecil".  "Kematian besar" hanyalah akumulasi kematian-kematian kecil itu. Kematian hanyalah konsekuensi dari adanya kehidupan, lalu kenapa orang takut mati? Ada 2 sebab. Pertama, cinta dunia ( harta ), kedua takut akhirat - dosa dan perbuatannya semasa hidup.
Proses metabolisme tubuh dan kerja-kerja sel yang menghasilkan kesadaran membangun berbagai kenikmatan dalam otak, berbagai hormon membuat tubuh merasa nyaman, dan otak manusia menjadi ketagihan, ketagihan terbesar manusia adalah ketagihan pada kehidupan itu sendiri, Pemicu materialnya bisa bermacam-macam. 
Ada yang ketagihan pada materi (harta dan uang), pada orang lain (seks, cinta, hubungan sosial), juga pada pengalaman-pengalaman (perjalanan, keindahan alam), dan sebagainya, kesadaran pada banyak orang menginginkan agar hal-hal itu abadi. 
Di sisi lain, manusia tau kehidupan setelah kematian, manusia membayangkan ada kehidupan lain setelah kematian. Banyak yang percaya bahwa mereka harus melakukan ritual tertentu, hidup dengan cara tertentu, senggama dengan cara tertentu, melakukan perbuatan tertentu agar selamat dalam kehidupan setelah mati. Tapi begitulah manusia, percaya harus begini dan begitu, tapi hidup sering kali terlalu nikmat, sehingga harus begini dan begitu tadi harus ditinggalkan, Mereka tidak hidup dengan cara itu, melainkan menuruti panduan hormon-hormon dalam tubuh mereka, lupa tujuan dari hidup itu sendiri.

Manusia "Takut" Melepaskan Kenikmatan Dunia.
Kalau pun manusia mati-matian mengikuti apa yang dipercayai dalam hal manusiawi takkan pernah lepas dari dosa yang timbul karena hawa nafsunya, manusia tau syarat untuk mendapat kehidupan yang baik setelah kematian. Maka mereka takut mati" kemana kelak setelah mati.
Pada dasarnya kita semua mengalami kematian-kematian kecil setiap hari, rambut kita rontok gigi kita copot mata kita menurun kemampuannya, perlahan lebih serius lagi, pembuluh darah kita menyempit, penis kita tak lagi bisa keras, hal-hal yang dulu bisa kita nikmati, kini tidak lagi, banyak yang tidak bisa menerima kenyataan tidak bisa lagi menikmati semua kenikmatan dunia. 
Tak dipungkiri untuk menerima kenyataan suatu hari nanti jantung kita akan berhenti memompa darah, apakah kita sudah dan yakin kalau kita benar berjalan dalam pedoman hidup yang benar"
Takut berbuat baik terhadap sesama manusia karena takut kehilangan harta
Takut akan dosa dan perbuatan semasa hidup adalah hal yang jarang dijalankan semasa hidup.
Takut berfikir positif terhadap sesama
Takut pada kematian adalah ketakutan terhadap proses kehidupan yang terus berbuat Dosa.

By. Zal53 2022

Post a Comment

0 Comments