Tips Sederhana untuk Pelamar Kerja
Untuk yang lagi cari pekerjaan
1. Nyatakan dengan jelas posisi yang akan Anda lamar. Pemberi kerja biasanya punya lebih dari 1 lowongan. Kalau tidak jelas apa posisi yang Anda tuju, email Anda biasanya langsung dihapus.
2. Gunakan nama Anda sebagai nama file CV Anda. Misalnya dengan format berikut:
CV-Joko Widodo
Dengan cara itu akan memudahkan pengelola data kandidat memilah data. Kalau Anda tulis tanpa nama, yang terlihat hanya CV, Anda adalah satu dari sekian puluh atau ratus pelamar. Kalau pengolah data lagi males, dia akan langsung hapus data CV Anda.
3. Yang paling dibutuhkan pada saat awal adalah CV. Berbagai sertifikat lain hanya akan memenuhi mail box, bikin pusing yang mengelola data. Cukup kirimkan CV. Kalau ada sertifikat yang menurut Anda penting, lampirkan satu saja. Ijazah dan lain-lain jangan kirimkan kalau tidak diminta.
(Yaoloo, ada yang kirim 19 biji sertifikat, sementara CV-nya nggak ada.)
4. Tulislah CV Anda dengan rapi dan teliti. Hindari salah ketik, misalnya. Hal-hal kecil seperti itu mencerminkan kepribadian Anda. Salah ketik itu mengesankan apakah Anda serius atau tidak untuk melamar pekerjaan. Kalau Anda masih salah menulis ejaan pada CV Anda, salahnya berulang, kalau saya yang terima langsung saya buang. Bagi saya, menulis itu satu bentuk kecerdasan. Orang yang tidak bisa menulis hal-hal dasar dengan benar, punya masalah kecerdasan dasar.
5. Lebih baik menggunakan pdf ketimbang Word atau format lain. File pdf bisa dibuka di berbagai platform (laptop, HP, tab), Word lebih terbatas. Yang lebih penting, isi file Word bisa berubah/diubah. Kalau pemeriksa sedang baca CV Anda kemudian tanpa sadar memencet suatu tombol yang salah, mungkin isi CV Anda akan berubah.
Tips: Sebelum wawancara
Banyak orang mempersiapkan diri untuk wawancara kerja. Mereka sadar betul bahwa seluruh aspek diri mereka akan dinilai saat wawancara. Yang jarang disadari orang adalah bahwa mereka sudah dinilai sebelum wawancara.
CV Anda dinilai, tentu saja. Tapi tidak hanya CV. Cara Anda mengirim CV itu dinilai. Apakah disertai cover letter yang baik. Apakah email Anda ditulis dengan ejaan dan tata bahasa yang baik. Itu semua dinilai.
Lalu ketika Anda menerima panggilan interview. Hal sederhana saja, apakah Anda menjawab sapaan dengan benar? Misalnya, pihak pemberi kerja menyapa "selamat pagi". Pantasnya, respons pertama Anda adalah menjawab salam. Kalau tidak menjawab, itu sudah poin minus.
Di akhir komunikasi juga pantasnya Anda ucapkan terima kasih. Kalau tidak, siap-siap saja untuk tidak lolos.
Tujuan dan Pencapaian Hidup
Berita random yang saya baca kemarin. Buruh demo menuntut kenaikan upah. Kenaikan upah yang mereka terima sekarang cuma sekitar 25.000. Kalau pun tuntutan mereka dikabulkan, dapatnya paling-paling 200-300 ribu.
Berita lain, Dedy Corbuzier beli mobil sport Ferrari, sambil ngaku bahwa dia sebenarnya nggak suka mobil sport. Anjrit, untuk barang yang dia nggak suka aja dia habiskan milyaran rupiah. Jumlah yang kita kumpulkan seumur hidup pun tidak akan bisa terkumpul.
Imajinasi saya, sebagian dari buruh itu memakai uang mereka untuk membeli kuota, menonton Youtube milik Dedy Corbuzier, atau Raffi Ahmad, atau mendengar ceramah Ustaz Solmed, Ustaz Somad, dan lain-lain. Merekalah yang membuat orang-orang itu kaya raya.
Saya merasa ngenes, melihat betapa sulitnya segolongan orang mendapatkan uang, sementara di sisi lain ada yang begitu mudah mendapatkannya. Tak usah jauh-jauh ke selebritas macam Dedy, sekelas saya saja bisa dengan mudah mendapatkan beberapa kali lipat UMK sebagai penghasilan sampingan.
Kalau saya bilang begitu, orang akan bilang saya sombong atau mentang-mentang. "Kamu kan enak, bisa kuliah, bla bla bla..." Kalau sudah begitu pembahasan akan mentok. Tidak ada lagi yang perlu dibahas. Pokoknya orang ini memang ditakdirkan miskin, sementara yang sana ditakdirkan kaya. Atau kalau mau lebih seru, salahkan pemerintah yang tidak mau membuat segolongan tertentu hidup sejahtera. Atau pengusaha yang mengisap dan memeras tenaga mereka, membuat mereka tetap miskin.
Seorang teman saya bilang,"Usia kita hanya terpaut setahun. Tapi kenapa soal rezeki kita seperti bumi dan langit?" Ini pertanyaan penting yang harus kita jawab secara jujur. Artinya, orang tak perlu iri dengan saya, karena kesenjangan kekayaan antara saya dengan mereka. Sama seperti saya tak boleh iri dengan kesenjangan penghasilan saya dengan Dedy Corbuzier. Tapi sekali lagi, penting untuk kita sadari kenapa ada orang yang mudah mendapat uang? Siapa sebenarnya mereka?
Kesimpulan hasil perenungan terhadap perjalanan hidup saya serta pengamatan terhadap hidup orang lain, yang gampang cari uang adalah orang yang memang berorientasi uang, lalu memanfaatkan apa saja yang ia miliki untuk cari uang. Ia seperti air yang terus ingin mengalir ke bawah. Di suatu titik ia terbentur, tapi ia cari jalan terus. Ada celah sekecil apapun, ia paksakan lewat. Bahkan di tempat yang demikian rapat, ia masih berusaha merembes.
Jujur saja, saya tadinya bukan orang yang berorientasi uang. Pikiran saya dulu, yang penting ada penghasilan tertentu yang bisa dicukup-cukupkan. Dulu saya puas dengan jadi pegawai negeri. Ketika penghasilan tak cukup, saya mengomeli pemerintah yang memberi gaji terlalu rendah.
Ada kawan SMP saya yang bapaknya berdagang pakaian bekas. Dari sejumlah anak di keluarga itu, hanya dia yang mau menekuni usaha yang dimulai ayahnya itu. Ketika kami bertemu kembali saat sudah sama-sama dewasa, dia sudah kaya raya. Jauh lebih kaya dari saya. Padahal dulu dia membanggakan saya, temannya yang pintar, Dia sendiri tak selesai kuliah.
Saya baru serius mengarahkan pikiran saya untuk cari uang sekitar 17 tahun yang lalu, ketika saya sadar bahwa jalan yang tadinya saya pilih tidak memberi saya cukup uang untuk hidup layak. Saya lalu memutuskan bahwa fokus hidup saya sekarang adalah uang.
Kalau saya ngomong begitu, orang mungkin akan mengira saya korup atau lupa daratan. Bukan begitu. Hidup saya sebenarnya biasa saja, saya bekerja dengan jujur seperti dulu. Tapi kini dalam bekerja saya selalu berpikir, pekerjaan apa yang memberi uang lebih banyak. Skill apa yang bisa menambah penghasilan saya. Bergaul dengan siapa yang membuat saya terhubung dengan kesempatan menghasilkan uang. Pikiran itu berbeda dengan pikiran saya dulu, yang hidup dengan prinsip "jalani aja".
Dengan membandingkan 2 era dalam hidup saya, saya dapatkan kesimpulan tadi. Orang-orang yang mudah mencari uang itu menggunakan segenap kemampuan dan kesempatan yang ia miliki untuk cari uang. Yang sulit dapat uang, tidak berpikir untuk mencari, bahkan sering kali tidak sadar bahwa jalur yang ia jalani sekarang tidak menghasilkan uang banyak. Ia sadar pun, ia tak bergerak. Ia anggap itu adalah satu-satunya jalan yang mungkin bagi dia.
Satu-satunya jalan yang mungkin? Ya. Kalau saya bahas soal uang seperti ini, selalu ada yang membantah bahwa keadaan tidak sama, jadi jangan bandingkan. Ya, terserah. Faktanya, ada banyak contoh kasus, 2 atau beberapa orang mulai dari keadaan yang sama, tapi capaiannya sama sekali berbeda. Seperti teman saya penjual baju bekas tadi. Hanya dia di antara saudaranya yang kaya raya. Atau, orang yang sama, membuat pencapaian yang berbeda setelah mengubah pikiran dan sikap.
Sebulan yang lalu saya ngobrol soal penghasilan tambahan kepada kawan saya, yang sudah jauh lebih kaya dari saya. Dia bilang,"Kamu itu ulet. Kamu selalu mencari cara mendapatkan uang dan menemukannya." Itu saya anggap kesimpulan yang fair, dan menambah semangat saya. Saya sudah berubah dari orang yang hanya bisa melihat satu jalan, menjadi orang yang penuh alternatif. Seperti air yang selalu mencari celah untuk mengalir.
Mudah-mudahan yang lagi cari pekerjaan bisa dapat pekerjaan sesuai dengan keinginan.
Berikutnya saya akan membuat artikel untuk info info terkait lowongan kerja.
0 Comments